Berita

Pelayanan Pasca Persalinan Pada Bayi Baru Lahir

Pelayanan kesehatan bayi baru lahir dimulai segera setelah bayi lahir sampai 28 hari terdiri dari pelayanan saat lahir (0 – 6 jam) dan setelah lahir (6 jam - 28 hari). Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir dimulai sejak usia 6 jam sampai 28 hari. Pelayanan pasca persalinan pada bayi baru lahir meliputi: perawatan neonatal esensial setelah lahir (6 jam – 28 hari) yang merupakan pelayanan kesehatan neonatal esensial; skrining bayi baru lahir; dan pemberian komunikasi, informasi dan edukasi kepada ibu dan keluarganya.

Perawatan Neonatal Esensial Setelah Lahir ( 6 jam - 28 hari)

Perawatan neonatal esensial setelah lahir merupakan bagian dari Pelayanan kesehatan neonatal Esensial yang melekat pada periode postnatal (pasca persalinan) yang terintegrasi dengan pelayanan kesehatan ibu di masa nifas dan dikenal menjadi pelayanan pasca persalinan, ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan neonatal esensial yang dilakukan setelah lahir 6 (enam) jam sampai 28 (dua puluh delapan) hari meliputi :

  1. Menjaga Bayi tetap hangat;
  2. Pemeriksaan neonatus menggunakan Manajemen Terpadu Bayi Muda (MTBM);
  3. Bimbingan pemberian ASI dan memantau kecukupan ASI;
  4. Perawatan metode Kangguru (PMK);
  5. Pemantauan pertumbuhan neonatus;
  6. Masalah yang paling sering dijumpai pada neonatus

Pelayanan neonatal esensial dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali kunjungan, yang meliputi:

  1. Satu kali pada umur 6-48 jam; (KN 1)
  2. Satu kali pada umur 3-7 hari (KN 2);
  3. Satu kali pada umur 8-28 hari. (KN 3) 

Skrining Bayi Baru Lahir

Deteksi dini kelainan bawaan melalui skrining bayi baru lahir (BBL) merupakan salah satu upaya pelayanan kesehatan yang lebih baik. Skrining atau uji saring pada bayi baru lahir (Neonatal Screening) adalah tes yang dilakukan pada saat bayi berumur beberapa hari untuk memilah bayi yang menderita kelainan kongenital dari bayi yang sehat. Skrining bayi baru lahir dapat mendeteksi adanya gangguan kongenital sedini mungkin, sehingga bila ditemukan dapat segera dilakukan intervensi secepatnya. Salah satu penyakit yang bisa dideteksi dengan skrining pada bayi baru lahirdi Indonesia antara lain Hipotiroid Kongenital (HK). Hipotiroid Kongenital adalah keadaan menurun atau tidak berfungsinya kelenjar tiroid yang didapat sejak bayi baru lahir. Hal ini terjadi karena kelainan anatomi atau gangguan metabolisme pembentukan hormon tiroid atau defisiensi iodium. Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK) adalah skrining/uji saring untuk memilah bayi yang menderita hipotiroid kongenital dari bayi yang bukan penderita. SHK dilakukan optimal pada saat bayi berusia 48-72 jam (kunjungan neonatus). Pelaksanaan SHK mengacu pada pedoman yang ada.

Pemberian KIE bagi ibu dan keluarganya dilaksanakan oleh tenaga kesehatan dan kader kesehatan dengan menggunakan buku KIA atau media kesehatan lainnya.

Materi yang disampaikan meliputi:

1.      Perawatan Bayi Baru Lahir;

2.      ASI Eksklusif;

3.      Pengenalan dini tanda bahaya pada Bayi Baru Lahir;

4.      Pelayanan kesehatan pada Bayi Baru Lahir;

5.      Skrining Bayi Baru Lahir.

6.      Perawatan metode kangguru (PMK) untuk BBLR

Tanda bahaya pada bayi baru lahir antara lain :

  1. Bayi lemas atau gerakan bayi berkurang
  2. Gerakan bayi berulang/Kejang
  3. Suara nafas merintih
  4. Nafas Cepat ( ≥ 60 kali/menit), Nafas lambat ( ≤ 40 kali/menit) , tarikan dinding dada bagian bawah kedalam.
  5. Sesak nafas/sukar bernafas/henti nafas
  6. Perubahan warna kulit (kebiruan,kuning, pucat)
  7. Badan teraba dingin (suhu < 36,5)
  8. Badan teraba demam (suhu > 37,5)
  9. Malas tidak bisa menyusu atau minum
  10. Telapak kaki dan tangan teraba dingin
  11. Telapak kaki dan tangan terlihat kuning
  12. Mata bayi bernanah banyak
  13. Pusar kemerahan meluas ke dinding perut > 1 cm atau bernanah

 

Berita Lainnya